Kontroversi Bocoran Soal UN

Isu bocornya soal atau jawaban UN (Ujian Nasional) di kalangan pelajar tingkat SMA maupun SMP sudah hal biasa karena ini selalu terjadi di setiap tahun. Tentunya ini sangat memalukan dan mencoreng citra bangsa Indonesia.

Ini adalah masalah pelik yang lagi hangat di Publik. Tentu hal ini sangat meresahkan semua orang dari pemerintah sampai orang tua murid.
Menurut saya sebagai calon mantan siswa. Bocornya soal atau jawaban ini tdk akan terjadi apabila semua saling memahami akan apa artinya kejujuran.

Bukan rahasia lagi bila bocornya soal atau jawaban ini dilakukan oleh oknum-oknum yang sangat berpengaruh dalam lingkungan sekolah maupun para kaum intelektual. Layaknya suatu operasi rahasia yang sangat terorganisir pembocoran soal atau jawaban sangat rapih dilakukan dan tanpa jejak, karena berdasarkan hasil lapangan semua oknum-oknum yang terkait didalamnya sudah melakukan semacam negosiasi atau perjanjian yang saling mengutungkan semua pihak.

Seperti contoh bila seorang kepala sekolah tidak membocorkan jawaban maka dia akan mendapat ancaman dari atasannya (anggap saja kepala diknas daerah masing-masing) mutasi alias pemindahan ke sekolah lain. Maka, mau tidak mau sang kepala sekolah harus melakukan hal yang memalukan ini. Mungkin juga bukan kepala sekolah yg langsung turun tetapi bisa saja beliau menyuruh bawahannya untuk menyebarkan jawaban berupa kertas kecil maupun SMS.

Saya beranggapan hal ini didasari ketakutan yang melanda siswa maupun guru bila tidak lulus. Pemerintah seharusnya lebih peka karena ini hal yang sangat penting bagi kelangsungan calon-calon penerus bangsa. Lagipula, pemerintah harus mempertimbangkan bahwa menilai kelulusan siswa hanya dari nilai UN yang hanya dilakukan dalam waktu 6 hari tidak disesuaikan dengan hasil belajar siswa selama 3 tahun duduk di bangku SMP atau SMA. Menurut saya ini sedikit tidak adil.